Rabu, 10 Maret 2010

Model - Model Basis Data

 1. Model Data Flat File
Model flat file (file datar), dimana semua record disimpan dalam betuk sebuah file biasa / format file text. Informasi pada suatu file-file disimpan sebagai fields,dengan fields-nya memiliki panjang konstan atau bervariasi yang dipisahkan beberapa karakter / delimeter. Pada model ini, tidak ada hubungan (relationship) yang bisa didefinisikan atau dibuat diantara fields tersebut, Dengan tidak adanya hubungan antar fields, maka fields tersebut hanya bisa diakses dengan cara berurutan (sekuensial). Sebagai contoh, jika ingin menemukan suatu fields pelanggan ke 50, maka akan dilakukan pencarian dari field pertama sampai ke field 49 secara berurutan. Model ini sesuai dengan kondisi dimana semua fields akan diproses secara keseluruhan, tapi tidak sesuai jika hanya ingin mencari fields yang sesuai saja dalam suatu database. Kelemahan lainya pada model ini pengaturan data kurang akurat dan efisien, karena lokai fisik fields data dengan file harus diketahui, sehingga program perlu dikembangkan dalam mengatur data.


2. Model Data Hirarki 
Model selanjutnya adalah hierarchial model (model hirarki), Model ini dirancang dengan hubungan yang terstruktur sehingga memungkinkan dan mempermudah akses terhadap suatu data, memiliki kemampuan untuk menemukan dan memelihara relasi antar kelompok data. Hubungan yang terjadi dalam model hirarki ini adalah parent-child dan one-to-many. Setiap tabel parent bisa mempunyai beberapa child tabel, namun setiap child tabel hanya mempunyai satu parent tabel.

Kelebihanya : Karena struktur datanya permanen, dan secara eksplisit terhubung antara satu sama lainnya, maka proses pengaksesan data akan lebih cepat, mudah dilakukanya pengaturan dalam integritas data.

Kelemahannya : Meskipun demikian, model struktur yang bersifat kaku ini menyebabkan beberapa masalah. Penambahan child tabel tidak bisa dilakukan jika tidak terhubung dengan parent tabel. Misalnya, jika parent tabelnya adalah “Dokter” dan child tabelnya adalah “Pasien”, maka penambahan pasien akan bergantung dengan dokter. Dengan kata lain, seorang pasien harus juga menambahkan seorang dokter. Begitu juga jika sebuah parent tabel dihapus, maka child-child tabel dibawahnya juga akan terhapus.
Pada model ini pengguna harus familiar dengan struktur basis data, sering terjadinya redudansi (berulangnya) data.



3. Model Data Jaringan 
Model ini menerapkan hubungan data yang merupakan perbaikan dari model hirarki, tabel-tabel terhubung dalam sebuah himpunan, dimana suatu tabel owner akan dihubungkan dengan beberapa tabel member.
Menerapkan konsep dasar relasi parent/child, set strutur dapat direpresentasikan sebagai relasi one-to-many antar table. Memiliki kemampuan root table untuk melakukan share relationships dengan child tables.
Kelebihan : Seperti halnya model hirarki, pengaksesan data pada network model juga berlangsung sangat cepat, data dapat diakses dari beberapa table, dapat membentuk query ( perintah-perintah untuk mengakses data ) yang komplek dalam melakukan retrieve data.
Namun demikian, model ini juga mempunyai beberapa masalah. Misalnya, seorang user harus paham betul secara menyeluruh struktur database yang ada untuk memperoleh sebuah data atau informasi. Jika strukturnya berubah, maka segala informasi yang berkaitan dengannya akan berubah juga. 



4. Model Data Relasional
Model ini banyak digunakan pada masa sekarang ini, pada model database relational, data disimpan dalam sebuah relations (relasi), biasanya disebut dengan table. Tabel terdiri atas baris dan kolom. Baris mempresentasikan record (atau tuples), dan kolom mempresentasikan fields (atau attributes) adalah komponen-komponen dasar yang membentuk suatu relasi database. Setiap data individual, disimpan dalam field di suatu tabel dan setiap record terdiri dari beberapa field yang membentuk suatu tabel.
Model hirarki dan network cenderung bermasalah dengan redundansi dan integritas data. Kelebihan pada model Relasional ini :
  • akses data dapat dilakukan dengan cepat dan lebih akurat 
  • Mudah dalam pengubahan struktur basis data 
  • Dipresentasikannya data secara logic 
  • Pembentukan query yang lebih komplek dalam retrieve data 
  • Integritas ( suatu hubungan ) data mudah diimplementasikan 
  • Mudah dibangunnya dan modifikasi pada program applikasi 
  • Dikembangkanya SQL ( Struktur Query Language )
Tetapi pada model relasional user harus familiar dengan relasi antar table dan menguasai SQL, pada kelompok table/informasi yang berbeda harus dilakukannya joined untuk melakukan retrieve data.


5. Model Data Berorientasi Objek ( Object Oriented ) 
Pada model ini biasanya digunakn untuk hal-hal rekayasa ( missal skripisi ), Model Basis data berorientasi objek , di definisikan dengan bahasa pemograman misalnya bahasa JAVA , disimpan dan diakses serta applikasi End User dibangun dengan pemrograman berorientasi objek pula.  Untuk membuat link antara basis data dengan applikasi digunakanlah ODMS ( Object Database Management System ).

Model data berorientasi objek, secara teori objek mudah diatur, objek dapat dilakukan dari sifat pewarisan objek lain, kompatibel dengan tools pemrograman, dan pemrogram hanya dibutuhkan pemahaman atas konsep model ini untuk mengkombinasikanya dengan storage basis data relasional. Begitu pula untuk user harus paham konsepnya karena model ini tidak dapat dikerjakan dengan pemrograman tradisionil.


6. Model Data Relasional Objek ( Relational Object )
Model ini digunakan untuk mengkombinasikan antara konsep model relasional dengan pemrograman berorientasi objek, dimana dapat dibuatnya tipe bentukan. Tetapi pada model ini seorang user tentunya harus memahami diantara konsep model berorientasi objek dan konsep model relasional. Kelemahan lainya pada beberapa vendor mengimplementasikan suatu relasional objek tidak didukungnya dari sifat pewarisan objek ( dimana sifat ini dapat dilakukan pada model berorientasi objek ).




Tidak ada komentar: